Menguatkan FDL 2025, Dari Rembuk Kreatif hingga Konservasi Lingkungan

FOTO : (Kanan), Ketua Dewan Kesenian Sigi (DKS), Akbar Dian di Sigi, Sabtu sore, 14 Juni 2025. (Dok/SM)

SIGI, Sararamedia.id - Masyarakat Danau Lindu hari ini menunjukkan antusiasme luar biasa terhadap persiapan Festival Danau Lindu (FDL) 2025. Hal ini disampaikan oleh Akbar, perwakilan dari Dewan Kesenian Sigi, yang turut membagikan dokumentasi kegiatan di lapangan.

Menurut Akbar, keikutsertaan aktif masyarakat, termasuk perempuan, dalam proses festival kali ini menjadi hal yang menggembirakan meski sempat menimbulkan kontroversi.

``Memang menurut kami, ada hal yang tidak pantas dilakukan oleh perempuan dalam konteks ini, tapi bahagianya orang Lindu justru ingin Dewan Kesenian melaksanakan festival ini,`` ujar Akbar di Sigi, Sabtu (14/6/2025) sore.

Akbar menambahkan bahwa, masyarakat merasa kurang dilibatkan dalam dua pelaksanaan FDL sebelumnya. Bahkan mereka sempat merancang festival tandingan di desa yang sama dan pada waktu yang bersamaan dengan penyelenggaraan panitia lama.

``Ini sangat memprihatinkan, tetapi kehadiran kami hari ini justru disambut dan diapresiasi dengan baik oleh masyarakat Lindu,`` jelasnya.

Mengenai rencana pelaksanaan festival tahun 2025, Akbar meyakini bahwa tanpa keterlibatan Hasan Bahasyuan Institute (HBI), pemerintah daerah dan Dewan Kesenian dapat menyukseskan FDL bertaraf Nasional. Ia juga mengungkapkan bahwa progres persiapan sudah mencapai 75 persen, mencakup aspek kotek (infrastruktur), lokasi dan penyutradaraan acara.

Tidak seperti festival sebelumnya yang hanya berfokus pada satu desa dan terjebak dalam panggung selama tiga hari, FDL 2025 akan melibatkan seluruh desa di sekitar Danau Lindu, seperti Proo, Langko, Tomado dan Anca.

``Kegiatan ini tidak hanya berlangsung tiga hari, tetapi dampaknya akan terus berlanjut,`` tegas Akbar.

Lebih lanjut, Akbar menjelaskan rangkaian kegiatan sebelum pelaksanaan FDL, di antaranya tiga rembuk besar yang akan menjadi wadah diskusi dan penguatan festival. Pertama, rembuk kreatif pada tanggal 15 Juni, yang membahas tata kelola dan manajemen festival. Kedua, rembuk strategis yang akan digelar tanggal 27 Juni 2025 di Lindu, melibatkan seluruh stakeholder untuk membahas pengembangan pariwisata berbasis lingkungan di Kabupaten Sigi. Ketiga, rembuk konservasi yang melibatkan generasi muda, terutama Gen Z dan milenial, untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dengan tema “kema konservasi”.

Untuk menambah daya tarik festival, penyediaan camping ground juga disiapkan bagi pengunjung yang hobi berlibur dan berkemah. Secara konsep, baik teknis maupun substansi acara, FDL 2025 mengalami perubahan signifikan dibanding pelaksanaan sebelumnya.

Terakhir, Akbar menegaskan bahwa tidak ada panitia lokal yang berdiri sendiri, melainkan panitia kabupaten yang beranggotakan masyarakat lokal sebagai pelaku utama.

``Ini benar-benar menjadi kolaborasi dari semua pihak, terutama masyarakat sekitar``. pungkasnya.

Festival Danau Lindu 2025 diharapkan menjadi titik awal penguatan destinasi wisata berkelanjutan sekaligus meningkatkan peran serta masyarakat lokal dalam pengelolaan seni, budaya, dan lingkungan di Kabupaten Sigi. (***)


Comment As:

Comment (0)